Sabtu, 08 Desember 2012

Datang atau Tidak?

Seorang hartawan akan melangsungkan pesta pernikahan bagi anaknya. Ia mempunyai seorang famili miskin yang tidak ingin diundangnya, karena ia tahu famili itu tidak mungkin mampu memberi sumbangan.

Namun demi menghargai adat istiadat, ia tetap harus mengundang famili miskin itu. Hartawan itu mengirimkan kartu undangan dengan menambahkan dua kalimat di atasnya:

Jika kamu datang, berarti kamu rakus.
Jika kamu tidak datang, berarti kamu pelit.

Hartawan itu tertawa dalam hati, "hmm, coba lihat kamu datang tidak", demikian ia membatin.

Pada hari pesta pernikahan, sang hartawan melihat familinya itu datang menghadiri pesta pernikahan anaknya.

Setelah mengucapkan selamat dan menyodorkan sebuah amplop merah (angpao) pada sang hartawan empunya hajad, famili miskin itu berlenggang kangkung duduk dan menyantap makanan lezat yang tersaji.

Sang hartawan membuka angpao yang diterimanya, di dalamnya hanya terlihat satu lembar uang Rp 1.000 dengan selembar kertas bertuliskan:

Jika kamu terima, berarti kamu tamak.
Jika kamu tolak, berarti kamu menghina.

>> Cerita yang singkat namun menarik untuk disimak. Dalam hal ini adalah cara jitu yang diambil oleh famili miskin tersebut.

Kita dapat belajar bahwa kita tidak dapat meremehkan seseorang yang mungkin kurang materinya. Namun tidak tertutup kemungkinan seseorang tersebut memiliki kebijaksanaan.

Harta yang berharga bukanlah kekayaan materi, namun kekayaan akan kebijaksanaan.

Orang yang bijaksana akan lepas dari derita di saat ini dan di kemudian hari. Harta kekayaan akan didapatkan dari kebijaksanaan dan pengetahuan. Dan tanpa kebijaksanaan, kekayaan yang menggunung akan lenyap dalam sekejap.

Semoga bermanfaat _/\_
Sent from BlackBerry® on 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar