Kamis, 26 Februari 2015

Ekspektasi vs Realitas

Ekspektasi vs Realitas

Hai semua apa kabar :). Beberapa waktu yang lalu saya pernah berdiskusi dengan anggota keluarga mengenai banyak hal: mulai dari kehidupan berkeluarga, parenting, materi dsb.

Ada hal yang menarik untuk saya share disini yaitu mengenai bagaimana kita menderita ketika ekspektasi kita tidak sesuai dengan realitas.

Contoh sederhananya begini, ketika Anda hendak keluar rumah untuk bermain. Anda sudah merencanakan A-Z. Namun ternyata kenyataannya turun hujan, apalagi sampai banjir. Nah apa yang kemudian kita lakukan biasanya? Betul, mengeluh! Dan biasanya, mulai muncul pertanyaan2 "mengapa koq bisa hujan. Mengapa begini mengapa begitu?
Jadi mulai lah, 1 hal menarik dan merembet ke hal yang lain dan timbullah fenomena GALAU.

Oke, jadi baiknya bagaimana? Cukup dengan ganti kata tanya "mengapa" dengan penerimaan, kemudian cari solusinya. Seperti contoh diatas..."mengapa koq bisa hujan" diganti dengan "oke, sekarang hujan." Lalu cari solusi dan atau cukup dengan turunkan saja ekspektasinya dan cukup fokus dengan apa yang ada saat ini. Misalnya mengenai rencana pergi bermain tadi, daripada mengharapkan nanti main apa, ke mana dsb, lebih baik fokus dengan apa yang ada, yaitu misalnya persiapannya.

Mungkin ada yang berkata: "Ah teori..". Betul, memang lebih mudah mengatakan daripada praktik. Oleh karena itu, paling mudah untuk mempraktikkan mengenai cerdas menerima kenyataan ini yaitu cukup dengan BERSYUKUR. Bersyukurlah setiap hari, begitu membuka mata ketika bangun pagi, dimulai dari hal2 yang kecil, berlatih sedikit demi sedikit. Dengan rajin mempraktikkannya, kita semakin terbiasa untuk bersyukur sehingga kebiasaan mengeluh akan berkurang dan menghilang.

"Since we cannot change the reality, let us change the eyes which see reality (Karena kita tidak dapat mengubah realitas, mari ubah cara pandang kita terhadap realitas yang ada)"-Nikos Kazantzakis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar