Rabu, 04 Februari 2015

Hanya sebutir pasir

Hanya Sebutir Pasir

Penakluk pertama Mount Everest, puncak tertinggi dunia di Pegunungan Himalaya, Sir Edmund Hillary, pernah ditanya wartawan apa yang paling ditakutinya dalam menjelajah alam. Dia lalu mengaku tidak takut pada binatang buas, jurang yang curam, bongkahan es raksasa atau padang pasir yang luas dan gersang sekalipun!

Lantas apa? "Sebutir pasir yang terselip di sela-sela jari kaki," kata Hillary. Wartawan heran, tetapi sang penjelajah melanjutkan kata-katanya, "Sebutir pasir yang masuk di sela-sela jari kaki sering sekali menjadi awal malapetaka. Ia bisa masuk ke kulit
kaki atau menyelusup lewat kuku. Lama-lama jari kaki terkena infeksi, lalu membusuk. Tanpa sadar, kaki pun tak bisa digerakkan. Itulah malapetaka bagi seorang penjelajah sebab dia harus ditandu."

Harimau, buaya dan beruang meski buas adalah binatang yang secara naluriah takut menghadapi manusia.
Sedang menghadapi jurang yang dalam dan ganasnya padang pasir, seorang penjelajah sudah punya persiapan memadai. Tetapi, jika menghadapi sebutir pasir yang akan masuk ke jari kaki, seorang penjelajah tak mempersiapkannya. Dia cenderung mengabaikannya.

***
Apa yang dinyatakan Hillary, kalau kita renungkan, sebetulnya sama dengan orang yang mengabaikan keburukan kecil. Orang
yang melakukan keburukan kecil, misalnya mencoba-coba mencicipi minuman keras atau membicarakan keburukan orang lain, sering menganggap hal itu adalah keburukan yang kecil. Karena itu banyak orang yang kebablasan melakukan keburukan2 kecil
sehingga lambat laun jadi kebiasaan. 
Kalau sudah jadi kebiasaan, keburukan kecil itu pun akan berubah jadi keburukan besar yang sangat membahayakan dirinya dan masyarakat.

Oleh sebab itu, hindarilah keburukan yang dianggap 'kecil' sedari awal.

SEMOGA SEMUA MAKHLUK BERBAHAGIA! <3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar