Jumat, 27 Februari 2015

Emosi Membuat Keputusan

Emosi Membuat Keputusan

Hai semua apa kabar :). Anda pernah mengalami ini tidak? Suatu saat Anda sedang jalan2 di mall dan melihat di toko favorit Anda tulisan discount besar2 dengan warna yang mencolok, dan Anda langsung menghampiri kemudian membeli produk yang Anda inginkan, padahal Anda belum membutuhkan produk tersebut. Inilah salah satu contoh bagaimana hubungan emosi dengan pembuatan keputusan.

Pada dasarnya, setiap keputusan manusia selalu dipengaruhi Emosi. Tidak ada Keputusan yang dibuat hanya berdasarkan pada pemikiran logis. Semuanya dibuat berdasarkan hasil pertarungan berbagai emosi yang ada dalam pikiran bawah sadar. Kembali ke contoh tadi, ketika kita melihat produk dengan harga yang 'murah', kita merasakan emosi positif, sehingga kita tanpa pikir panjang langsung membeli dan kita termotivasi untuk ingin merasakannya lagi dan lagi. Sebaliknya emosi negatif sangat dihindari manusia. Ketika kita tahu di toko lain ada produk yg sama dengan harga yang lebih murah dibanding toko tadi, maka kita langsung marah dan memutuskan untuk tidak membeli barang di toko itu lagi.

Inilah sebenarnya bagaimana cara pikiran kita bekerja. Informasi yang diterima oleh indera kita akan masuk ke pikiran sadar kita, RAS (Reticular Activating System)/filter mental kita dan kemudian apabila diterima, maka dilanjutkan ke pikiran bawah sadar (PBS) kita. Kemudian PBS memberikan umpan balik berupa perasaan (Emosi) baik itu positif, negatif, atau netral. Pikiran kita mengejar yang positif (pleasure) dan menolak yang negatif (pain).

Pesannya sederhana:
Ketika kita merasakan emosi, tahan diri sebelum memutuskan sesuatu hal. Misalnya ketika kita marah dengan pasangan, anak dsb, lebih baik kita 'melihat' dulu ke dalam diri kita dan menenangkan diri terlebih dahulu sebelum membuat keputusan, baik mengucapkan atau melakukan suatu hal.

"Don't make decisions when you are angry. Don't make promises when you are happy"-unknown

Tidak ada komentar:

Posting Komentar