Jumat, 27 Februari 2015

Rol film kehidupan

Hidup bagaikan rol film yang berputar sepanjang hayat sementara pikiran sering bertindak sebagai kamera foto yang merekam gambar kaku nan diam.

Ada yang mencaci ada yang memuji, tapi kita bukanlah seperti cacian juga bukan pujian. Manusia sedih karena melekat pada cacian dan bangga tatkala melekat pada pujian.

Keduanya ilusi, manusia bergerak, melakukan sesuatu berbeda setiap saatnya, begitupula kondisi bathinnya yang menyusut dan berkembang.

Dalam kondisi yang tidak pemanen ini bagaimana kita bisa menghakimi yang ini baik dan yang lain buruk?

Sebaliknya bila seseorang mampu memahami ketidakpermanenan kehidupan ia pun dengan gampang mampu memahami orang lain.

Kita kecewa dengan seseorang karena kita melekat pada cap "baik" yang kita lekatkan sendiri. Sementara dalam cap "baik" tersebut kita telah memberikan definisi versi kita.

Orang-orang yang bergerak melewati ambang definisi "baik", kita anggap salah bahkan jahat.
Lalu kita melekat lagi pada cap baru yang bernama "jahat" dan "salah"

Hidup adalah karunia, hidup ini indah karena setiap saat adalah saat yang baru, seperti rol film yang berputar dan tak kembali.

Kita bukanlah perasaan atau emosi yang terperangkap, tugas manusia juga bukan sebagai pemberi label, tukang analisa, juru banding atau sebagai hakim yang menghakimi diri sendiri dan orang lain.

Saya adalah saya dan Anda adalah Anda.
Saya dan Anda tidaklah baik juga tidak buruk.
Mari bersama kita kurangi penghakiman dan mulai belajar ke dalam lebih dalam sampai menyadari hukum dan konsekwensi semesta yang sempurna.

_/|\_

Semoga semua makhluk berbahagia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar